11 February 2012
Mengkudu (Morinda citrifolia)
Buah Mengkudu dengan nama latin Morinda citrifolia, dikenal sebagai buah Pace atau buah Noni telah digunakan sebagai obat secara turun temurun di Indonesia. Penyakit atau masalah kesehatan yang sering diobati diantaranya menghilangkan rasa sakit, menambah nafsu makan, gangguan pencernaan, tekanan darah tinggi, menyembuhkan luka, masalah haid, dan lain-lain.
Backer dan Backhuizen (1965) mengemukakan bahwa di Pulau Jawa terdapat 6 jenis mengkudu diantaranya dua jenis yang mempunyai nilai eko-nomi, yaitu M. citrifolia dan M. brachteata. Jenis M. citrifolia biasa digunakan untuk obat, sedangkan jenis M. brachteata dahulu biasa digunakan sebagai pewarna kain dan batik.
Kandungan kimiawi mengkudu :
Senyawa-senyawa Terpenoid
Senyawa terpenoid adalah senyawa hidrokarbon isometrik yang juga terdapat pada lemak/minyak esensial (essential oils), yaitu sejenis lemak yang sangat penting bagi tubuh. Zat-zat terpen membantu tubuh dalam proses sintesa organik dan pemulihan sel-sel tubuh.
Zat Asam
Asam askorbat yang ada di dalam buah mengkudu adalah sumber vitamin C yang luar biasa. Vitamin C merupakan salah satu antioksidan yang hebat. Antioksidan bermanfaat untuk menetralisir radikal bebas (partikel-partikel berbahaya yang terbentuk sebagai basil samping proses metabolisme, yang dapat merusak materi genetik dan merusak sistem kekebalan tubuh). Asam kaproat, asam kaprilat dan asam kaprik termasuk golongan asam lemak. Asam kaproat dan asam kaprik inilah yang menyebabkan bau busuk yang tajam pada buah mengkudu.
Zat Anti-bakteri
Acubin, L. asperuloside, alizarin dan beberapa zat antraquinon telah terbukti sebagai zat anti bakteri. Zat -zat yang terdapat di dalam buah mengkudu telah terbukti menunjukkan kekuatan melawan golongan bakteri infeksi: Pseudonzonas aeruginosa, Proteus morganii, Staphylo coccus aureus, Bacillus subtilis dan Escherichia coli.
Pengujian selanjutnya menunjukkan bahwa kegiatan zat anti-bakteri dalam buah mengkudu dapat mengontrol dua golongan bakteri yang mematikan (pathogen), yaitu: Salmonella dan Shigella. Penemuan zat-zat anti bakteri dalam sari buah mengkudu mendukung kegunaannya untuk merawat penyakit infeksi kulit, pilek, demam dan berbagai masalah kesehatan yang disebabkan oleh bakteri.
Nutrisi
Dapat dikatakan bahwa mengkudu adalah bahan makanan yang bergizi lengkap. Sebagian besar adat budaya Polinesia masa lampau maupun sekarang, menggunakan buah mengkudu sebagai makanan utama. Penduduk asli kepulauan Pasifik Selatan mengkonsumsi buah mengkudu untuk dapat bertahan hidup pada waktu kelaparan. Demikian pula, para prajurit yang menetap di kepulauan Polinesia selama perang dunia II dianjurkan untuk mengkonsumsi buah mengkudu untuk menambah kekuatan dan tenaga.
Zat-zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh antara lain: karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral-mineral esensial juga tersedia dalam buah maupun daun mengkudu. Selenium adalah salah satu contoh mineral yang banyak terdapat pada mengkudu dan merupakan antioksidan yang hebat.
Scopoletin
Pada tahun 1993, peneliti universitas Hawaii berhasil memisahkan zat-zat scopoletin dari buah mengkudu. Zat -zat scopoletin ini mempunyai khasiat pengobatan, dan sebagai tambahan para ahli percaya bahwa scopoletin adalah salah satu di antara zat-zat yang terdapat dalam buah mengkudu yang dapat mengikat serotonin, salah satu zat kimiawi penting di dalam tubuh manusia.
Scopoletin berfungsi memperlebar saluran pembuluh darah yang mengalami penyempitan dan melancarkan peredaran darah. Selain itu scopoletin juga telah terbukti dapat membunuh beberapa tipe bakteri, bersifat fungisida (pembunuh jamur) terhadap Pythium, sp dan juga bersifat anti-peradangan dan anti-alergi.
Zat Anti-kanker (Damnacanthal)
Beberapa penelitian terbaru tentang mengkudu dilakukan untuk mengetahui kandungan zat-zat anti kanker (damnacanthal ). Empat ilmuwan Jepang berhasil menemukan zat anti kanker pada ekstrak mengkudu ketika mereka sedang mencari zat-zat yang dapat merangsang pertumbuhan struktur normal dari sel sel abnormal K-ras-NRK (sel pra kanker) pada 500 jenis ekstrak tumbuhan, Ternyata zat anti kanker pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel abnormal.
Xeronine dan Proxeronine
Salah satu alkaloid penting yang terdapat dalam buah mengkudu adalah xeronine. Xeronine dihasilkan juga oleh tubuh manusia dalam jumlah terbatas yang berfungsi untuk mengaktifkan enzim-enzim dan mengatur fungsi protein di dalam sel.
Xeronine ditemukan pertama kali oleh Dr. Ralph Heinicke (ahli biokimia). Walaupun buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tetapi mengandung bahan- bahan pembentuk (prekursor) xeronine, yaitu proxeronine dalam jumlah besar.
Proxeronine adalah sejenis asam koloid yang tidak mengandung gula, asam amino atau asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya dengan bobot molekul relatif besar, lebih dari 16,000. Apabila kita mengkonsumsi proxeronine maka kadar xeronine di dalam tubuh akan meningkat. Di dalam tubuh manusia (usus) enzim proxeronase dan zat -zat lain akan mengubah proxeronine menjadi xeronine. Fungsi utama xeronine adalah mengatur bentuk dan rigiditas (kekerasan) protein-protein spesifik yang terdapat di dalam sel. Hal ini penting mengingat bila protein-protein tersebut berfungsi abnormal maka tubuh kita akan mengalami gangguan kesehatan.
Secara keseluruhan mengkudu merupakan bahan makanan yang bergizi lengkap. Sebagian besar adat budaya Polinesia masa lampau maupun sekarang, menggunakan buah mengkudu sebagai makanan utama. Penduduk asli kepulauan Pasifik Selatan mengkonsumsi buah mengkudu untuk dapat bertahan hidup pada waktu kelaparan. Demikian pula, para prajurit yang menetap di kepulauan Polinesia selama perang dunia II dianjurkan untuk mengkonsumsi buah mengkudu untuk menambah kekuatan dan tenaga.
Zat Pewarna
Kulit akar tanaman mengkudu mengandung zat pewarna (merah), yang diberi nama morindon dan morindin.
Cara menanam mengkudu
Tanaman mengkudu sebagai obat mempunyai prospek sangat baik untuk dikembangkan di Indonesia, karena selain lahan dan iklim yang sesuai juga ditunjang oleh sumber daya manusia yang cukup banyak dan relatif murah. Pabrik industri pengolahan mengkudu berkembang pesat dan hasil olahan mengkudu Indonesia telah dipasarkan ke berbagai negara.
Mengkudu merupakan tumbuhan tropis, dapat tumbuh diberbagai tipe lahan dan iklim pada ketinggian tempat dataran rendah sampai 1.500 m dpl (Heyne, 1987). Kondisi lahan yang se-suai untuk tanaman mengkudu adalah pada lahan terbuka cukup sinar mata-hari, ketinggian tempat 0 - 500 m dpl, tekstur tanah liat, liat berpasir, tanah agak kembab, dekat dengan sumber air, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasinya cukup baik. Curah hujan 1.500 - 3.5000 mm/ tahun, merata sepanjang tahun, dengan bulan kering < 3 bulan, pH tanah 5 - 7 (Heyne, 1987, Nelson, 2001, Sudiarto et al., 2003). Dari hasil penelitian, cara perbanyakan dengan setek, grafting dan cangkok tingkat keberhasilannya mencapai diatas 80 %. Penanaman dilakukan secara langsung dibuat lubang tanam namun apabila penanaman dilakukan dengan sistim tumpangsari dengan tanaman semusim, maka tanah perlu diolah dahulu. Lubang tanam dibuat dengan ukuran panjang, lebar dan dalam masing-masing 40 cm. Jarak antar lubang tanam 3 m x 4 m atau 4 m x 4 m, tergantung dari kondisi topografi dan kesuburan tanah. Pada lahan yang miring dan tanah yang lebih subur jarak tanam dapat diperlebar. Pada daerah se-rangan rayap dan hama tanah lainnya, sebelum ditimbun disekeliling pangkal batang bibit ditaburi dengan anti rayap, dengan sedapat mungkin menggunakan pestisida nabati. Setelah ditanam lakukan penyiraman secukupnya. Untuk pemupukan sebaiknya dengan pupuk organik yaitu dengan bahan kotoran hewan, kompos atau bokasi, dengan dosis 20 kg atau dengan bokasi 15 kg/tanaman/tahun yang diberikan pada awal dan akhir musim hujan masing-masing separuh dosis dapat meningkatkan produksi dan mutu buah mengkudu. http://tanamansehat.blogspot.com
Labels:
kesehatan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment